-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

PASANG IKLAN

Menggali Sejarah Islam dari Makam Kuno Raja-Raja Islam Garisul Bogor

Sabtu, 04 Februari 2023 | Februari 04, 2023 WIB Last Updated 2023-02-04T16:40:57Z

Foto arah lokasi menuju situs makam raja-raja islam (garisul) Bogor

 BOGOR, TRANSPANTURA.COM - Kejayaan Islam tidak terlepas dari sejarah-sejarahnya, baik dalam penyebaran Islam maupun doktrinisme Islamisasi pada zamannya.


Penyebaran Islam biasanya erat dengan para wali, raja-raja Islam atau pun para sultan. Biasanya, para utusan menyebarkan ajaran pemahaman Islam kepada masyarakat melalui tradisi, budaya, dan kultur masyarakat setempat.


Salah satu sejarah peninggalan Islam ada di wilayah Garisul, Jasinga, Kabupaten Bogor. Terdapat situs kuno Makam Raja-Raja Islam. Dari komplek makam-makam kuno raja Islam ini dapat ditelusuri sejarahnya, bagaimana pada zaman itu raja-raja yang di makamkan pernah bertahta.


Di lokasi Makam Kuno yang bernuansa Islami ini terpampang papan peringatan berkaitan dengan UU No 5 Th. 1992, Tentang Sanksi dan Hukuman bagi yang merusak cagar budaya. Luas lahan situs ini kurang lebih satu hektar yang oleh batu-batu nisan kuno yang jumlahnya diperkirakan terdapat sekitar 2000. Hal ini dikatakan Irfan sebagai juru peliharaan situs ini.


Suatu hal yang menarik adalah setiap batu nisan mempunyai keseragaman pada jenis Batu dan motifnya, dengan ketinggian rata-rata diatas permukaan tanah sekitar 20-30 cm. Selain itu di setiap makam bercirikan hanya satu tunggul atau satu batu nisan saja yang mempunyai relief/kaligrafi bertuliskan huruf arab gundul, yakni berbentuk kuba atau segitiga yang melambangkan makam prajurit.


Situs Makam Raja-Raja Islam Garisul.


Garisul adalah nama sebuah perkampungan umum, letak persisnya berada di Desa Kalong Sawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan jarak kurang lebih 1300 m ke arah Utara. Di Garisul, pada kawasan ini ada sebuah tempat yang menyimpan fakta sejarah / local history yang sampai saat ini masih bersifat misteri, terdapat banyak Makam Kuno Islam yang disebut sebagai tonggak kekuatan penyebaran Islam pada masa itu.


Pada Situs ini diketahui bahwa peninggalan berupa Komplek Pemakaman Kuno, dengan luas area 3000 menghadap Barat. Data-data yang diperoleh peninggalan Kesejarahan ini berkisar sekitar abad ke 15-16 M yang dalam dekade tertentu merupakan peninggalan zaman Perkembangan dan Kebudayaan Islam. Diketahui lebih lanjut pada salah satu peninggalannya menunjukkan angka 1021-1031 Hijriah.


Di komplek Situs Makam Raja-Raja Islam Garisul ini terdapat banyak makam kuno. Namun ada 10 Makam yang diketahui adalah keturunan dari Kesultanan Banten serta makam seorang panglima perang pasukan Sultan Hasanuddin. Satu makam lainnya belum diketahui siapa.


Dari kesepuluh makam kuno tersebut, di antara kumpulan makam kuno tersebut ada 9 Makam utama yang merupakan simbol dari Kepemimpinan, dari bentuk bangunan diketahui mempunyai Ciri-ciri tersendiri yang merupakan pengaruh kebesarannya. Analisis ini diambil berdasarkan Makam serta Ketinggian Batu Nisan.


Hasil pengamatan dapat diketahui bahwa di antara ke 9 Makam Kuno tersebut terdapat nama Syekh Ishak, beliau adalah Panglima Perang Sultan Hasanudin Banten dan para istrinya, salah satu di antaranya adalah Putri Raja dari Kerajaan Kediri.


Terdapat satu makam Raja Islam bernama Syekh Arif (Ariffudin), menurut seorang pengurus makam tersebut, nama Syekh Arif adalah sebuah gelar yang bermakna "Kepribadian Yang Baik". Syekh Arif disebut sebagai keturunan langsung dari kesultanan Banten, keturunan ketiga dari Syekh Maulana Yusuf.


Nama-nama yang disebutkan terbatas pada pengetahuan yang ada, diantaranya disebutkan :


a. Syekh Ariffuddin

b. Beberapa Panglima Perang Pasukan Sultan Hasanudin

c. 2 orang Putri Raja Demak dan Cirebon

d. Pemimpin Pasukan

e. Syekh Ishak


Dari hasil pengamatan selanjutnya, relief dan huruf sudah banyak yang pudar, sehingga agak menyulitkan dalam penulisan ini. Informasi tambahan yang didapat, disebutkan bahwa di Makam utama dari depang saung yang ada 10 makam bernama.


1. Syekh Syarifudin

2. Syech Mada

3. Ratu Nyimas Sri Kerti Mukti (Istri Syekh Arif)

4. Ratu Dewi Manggala (Istri Syekh Arif)

5. Dia Belum memberi tahu namanya

6. Syekh Daud Bin Syech Mansur Cikadewuen

7. Syekh Ishak (Ahli Tafsir)

8. Syejh Iman (Ahli Tajwid) 

9. Syekh Purwa Kawasa (Ahli Perang)

10. Belum dapat informasi nama (Belum diketahui)


Dan di luar makam 10 ini ada Pangeran Mangku Bumi, Pengeran Jaga Raksa, Syekh Muji, Pangeran Kerta Kencana, Ageng Manggala (Istri Kerta Kencana), Pengeran Sukma Jagat, Pangeran Sanca Manggala, Syekh Abdullah bin Yasin bin Yusuf, dan Syech Yaman di tengah-tengah. Dan di luar dari makan Raja-Raja Islam ini terdapat makam Syech Sandong (artinya  selendang yang digendong dan dia seorang yang pendiam maka dikenal sebagai Mbah Sadiem.


Menurut Irfan sebagai juru kunci sekaligus juru peliharaan situs ini mengatakan, dalam ceritanya, bahwa Syekh Arif mendapatkan mandat untuk menjaga perbatasan antara wilayah Bogor sebagai kerajaan Siliwangi dan wilayah Banten sebagai wilayah kesultanan. Tak cuma hanya bertugas menjaga perbatasan wilayah, Syekh Arif juga dikatakannya menyebarkan agama Islam di wilayah yang dia jaga.


Menurut Irfan, nama Garisul sendiri merupakan singkatan atau mempunyai makna, ia menjelaskan bahwa Garisul diambil dari kata Garis Keturunan Rasul. Sebab, orang-orang dari kesultanan Banten merupakan keturunan dari Rasulullah Saw. Maka dari itu, masyarakat setempat pada masa itu menyebut tempat atau wilayah tersebut dengan Garisul karena Syekh Arif serta pengikut dan tentaranya memukim wilayah itu sebagai basis pertahanan dan penyebaran Islam pada waktu itu.


Namun catatan lain mengenai sejarah ini belum sepenuhnya diketahui secara pasti, karena ada beberapa alasan tentang pencatatan sejarah juga cerita dalam masyarakat terkait sejarah yang ada di Situs Makam Raja-Raja Islam Garisul ini.


(Bas/Red)

PASANG IKLAN
×
Berita Terbaru Update